Regulasi

Fakultas Pertanian UHN: Petani Indonesia dan Eropa Harus Saling Bertemu 

MEDAN - Perang dagang dan kampanye hitam terhadap perkebunan sawit yang dilancarkan pihak asing sesunguhnya akan berdampak buruk pada kehidupan petani sawit di Indonesia. Di sisi lain, petani nabati nonsawit di Eropa juga belum memahami tentang tanaman kelapa sawit secara utuh.

"Karena itu menurut saya, para petani sawit di Indonesia dan petani nabati nonsawit di Eropa seperti petani kacang kedelai, petani bunga matahari, dan lainnya harus saling bertemu, melihat satu sama lain teknik pengelolaan masing-masing budidaya perkebunan masing-masing. Dengan demikian kedua belah pihak saling memahami satu sama lain. Dengan demikian petani dari Eropa bisa memahami sawit dengan utuh, tidak sepotong-potong," kata Wakil Dekan I Fakultas Pertanian Universitas HKBP NOmmensen (Faperta UHN) Drs Samse Pandiangan M.Sc PhD.

Hal itu dikatakan Samse saat mendampingi Dekan Faperta UHN Ir Benika Naibaho MSi kala menerima audiensi Ketua Tim Kampanye Nasional Sawit Bersih DPP Asosiasi SAMADE (Sawitku Masa Depanku) Ir Anthony Sembiring dan rombongan di ruang Dekanat Faperta UHN, Jumat (16/11/2018) sore. 

Audiensi itu dilakukan Tim Kampanye Nasional Sawit Bersih DPP Asosiasi SAMADE untuk mengajak Faperta UHN secara bersama mengampanyekan sawit bersih dan memaparkan pengelolaan dan perawatan kelapa sawit yang sesungguhnya ke kalangan mahasiswa UHN. 

Dengan demikian, para mahasiswa sebagai generasi milenial tidak gampang terprovokasi isu hoaks yang menyebutkan perkebunan kelapa sawit merusak lingkungan dan ekosistem.

Samse menyebutkan, tanaman kelapa sawit sendiri terbukti mengandung banyak oksigen. "Saya sendiri pernah kok menjadi petani sawit," kata Samse.

Sementara itu Dekan Faperta UHN Ir Benika Naibaho MSi mendukung sepenuhnya upaya kampanye dan sosialisasi sawit bersih yang dijalankan Asosiasi SAMADE. 

Ia sendiri mengaku prihatin dengan nasib petani sawit yang terkena dampak dari fitnah black campaign terhadap sawit dan perang dagang negara-negara besar yang berimbas kepada produk pertanian Indonesia, termasuk perkebunan kelapa sawit.

Ia mendukung sosialisasi dan kampanye sawit bersih ke lingkungan mahasiswa dan mahasiswi UHN. 

"Kalau mahasiswa dan mahasiswi Faperta UHN sendiri ada program KPPM atau Kuliah dan Pengabdian Pada Masyarakat, semacam KKN mahasiswa, ke lingkungan para petani, termasuk petani sawit," ujar Ir Benika Naibaho MSi.

Tujuannya, kata dia, agar para mahasiswa dan mahasiswi saat tamat kuliah bisa mengaplikasikan ilmu pertaniannya dan memahami ritme hidup para petani. hendrik

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar